Candi Barong, Bangunan Kuno Yogyakarta yang Indah dan Bisa Buat Foto

  • Whatsapp

Candi Barong merupakan peninggalan agama Hindu yang terletak di Dusun Candisari, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan. Candi ini dinamakan Barong karena di dalam biliknya terdapat ornamen kepala kala yang menyerupai Barong. Candi Barong, juga dikenal sebagai Candi Sari Suragedug, disebutkan dalam prasasti Ratu Baka (856 M) dalam bahasa Sansekerta dan ditulis dalam huruf Jawa kuno. Prasasti tersebut menjelaskan bahwa seorang raja bernama Sri Kumbaja atau Sri Kalasodbhava membangun tiga lingga, Krttiwasalingga dengan Dewi Sri sebagai pasangannya, Triyarbakalingga dengan Dewi Suralaksmi sebagai pasangannya, dan Haralingga dengan Dewi Mahalaksmi sebagai pasangannya.

Diperkirakan deskripsi tersebut mengacu pada Candi Barong. Prasasti Pereng (863 M), juga dalam bahasa Sansekerta dan ditulis dalam huruf Jawa kuno, menyebutkan bahwa pada tahun Jawa 784 (860 M) raja Rakai Walaing Pu Kumbhayoni memberikan sebuah ladang dan dua bukit di Tamwahurang untuk pemeliharaan Siwa. kuil yang disebut Bhadraloka. Para sarjana percaya bahwa Sri Kumbaja atau Sri Kalasodbhava adalah Pu Kumbhayani dan kuil Siwa adalah candi Barong.

Tidak seperti candi-candi lain di Jawa Tengah, Barong adalah candi berjenjang, gaya kuil pra-Hindu. Candi ini terdiri dari tiga teras dengan ukuran mengecil ke atas. Teras pertama berukuran 90 x 63 m2 dan teras kedua berukuran 50 x 50 meter per segi. Berdasarkan letak tangganya, candi Hindu ini menghadap ke barat. Tangga untuk masuk ke teras kedua tingginya empat meter dan lebar tiga meter , terletak di tengah sisi barat. Dan tangga untuk masuk ke teras ketiga berukuran 25 x 38 meter per segi  terletak sekitar lima meter di teras kedua. Tangga tersebut memiliki pagar batu di sisi kiri dan kanannya. Bagian bawah setiap railing dihiasi patung ukel yang bentuknya tidak jelas. Dinding tangga dihiasi dengan relief daun kalpataru yang sebagian rusak. Bagian atas tangga memiliki gerbang beratap yang mengarah ke serambi.

Dinding teras ditopang oleh balok-balok andesit yang dilapisi lapisan batu putih di permukaannya. Dinding serambi polos, tanpa hiasan dari bawah ke atas. Sebuah relung yang tidak jelas fungsinya terletak di dekat ujung selatan dinding barat teras ketiga. Di peron atas yang dianggap sebagai tempat keramat, terdapat dua buah bangunan berukuran 8 x 8 meter persegi yang berjajar dari utara ke selatan. Bangunan pertama berada di ujung selatan dan yang kedua di tengah peron, menghadap ke tangga. Reruntuhan bangunan di ujung utara belum dikembalikan ke kondisi aslinya.

Kedua bangunan tersebut tidak memiliki pintu masuk ke tubuh candi, karena tidak ada ruang di dalamnya, namun penelitian menunjukkan bahwa candi memiliki rongga. Relung-relungnya kosong, meskipun arca tiga dewi dan empat dewa bergaya Siwa konon ditemukan selama pemugaran candi. Keempat sisi masing-masing bangunan hanya memiliki relung untuk meletakkan arca. Pahatan polos arca Kalamakara, lengkap dengan rahang bawahnya, diletakkan di atas bingkai relung. Tidak ditemukan relief pada dinding dan alasnya, kecuali ukiran sederhana berupa daun dan sosok manusia. Atap candi tersusun dari lapisan-lapisan mendatar dengan puncak runcing. Bagian pinggir atap berpola ratna dan kumuda.

Itu adalah serba serbi soal Candi Barong, jika kalian tertarik untuk melihatnya bisa langsung datang ke tempat ini dan jangan lupa juga bawa kamera karena banyak tempat menarik untuk difoto ataupun dijadikan latar belakang untuk foto bersama keluarga atau kawan terdekat. Mempelajari sejarah juga hal yang baik untuk diri sendiri dan generasi masa depan jado jangan malasn atau bosan datang ke tempat bersejarah.

Sumber foto: Perpus Nasional

Related posts