Candi Kedulan Yogyakarta, Punya Sejarah Panjang dan Menarik

  • Whatsapp

Banyak sekali candi di Kota Yogyakarta dan semuanya memiliki keunikan dan sejarah masing-masing, meski ada banyak candi orang-orang bisanya hanya berkunjung ke dua candi terkenal yaitu, Candi Parambanan dan Candi Borobudur, padahal di Yogyakarta ada candi lainnya yang tak kalah menarik dan unik untuk didatangi, diantaranya candi unik dan wajib didatangi adalah Candi Kadulan.

Candi Kedulan terletak di Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, sekitar 2,5 km dari Candi Sambisari. Candi ini sedang dalam proses penggalian dan rekonstruksi, karena saat ditemukan, reruntuhannya tertutup tanah yang berasal dari lahar letusan Gunung Merapi. Bangunan utama candi secara tidak sengaja ditemukan pada tanggal 24 November 1993 oleh penambang pasir yang sedang menambang pasir di situs “tanah bengkok” Tirtomartani. Tanah bengkok adalah sebidang tanah milik desa yang digarap oleh siapa saja dan memberikan beberapa imbalan kepada penguasa desa ketika laki-laki itu masih dalam kekuasaannya.

Penambangan kemudian dihentikan, dan penggalian bertahap dilakukan oleh para arkeolog BP3. Saat penggalian dilanjutkan, kondisi candi sudah hancur; batuannya menyebar ke seluruh wilayah hanyut oleh banjir lahar Merapi dan terkubur ke dalam tanah sekitar enam meter ke bawah. Setelah menggali selama tujuh meter di tanah di area sekitar 4.000 meter persegi, seluruh bentuk candi terlihat. Candi ini memiliki denah tanah berbentuk bujur sangkar 13,7 meter dan tinggi 8,009 meter. Para arkeolog memperkirakan bahwa di kompleks candi Kedulan terdapat sebuah candi induk yang menghadap ke timur, berdiri di depan tiga candi Perwara yang berjajar dari utara ke selatan. Kompleks ini tampak dikelilingi tembok sebagai garis pembatas, karena terdapat tembok setinggi dua meter yang berdiri dari timur ke barat. Perkiraan tersebut didasarkan pada kesamaan candi Kedulan dan Candi Sambisari yang direnovasi total pada tahun 1985.

Baik candi Kedulan maupun Candi Sambisari milik Candi Hindu. Corak dan ukuran kedua candi induk hampir sama. Di tengah bangunan utama terdapat lingga dan yoni. Keduanya berbeda dalam posisi menghadap; Candi Sambisari menghadap ke barat, sedangkan candi Kedulan menghadap ke timur. Keduanya memiliki dinding luar juga. Di Candi Kedulan terdapat arca Durga Mahesasurahmahardini di bagian utara, Ganesha di bagian barat, Agastya dan Mahakala di bagian selatan, serta Nandiswara di sisi kanan dan kiri gerbang masuk. Baru-baru ini, yang telah selesai digali adalah candi perwara yang berdiri di ujung selatan. Perwara ini berada empat meter di bawah tanah. Lokasi candi Perwara ini persis di bawah jalan Kampung (jalan di desa). Sedangkan sisa Perwara masih dalam proses penggalian dan beberapa batuan candi ditemukan selama proses tersebut. Perwara utara belum digali sama sekali. Saat penggalian dilakukan, ditemukan dua buah prasasti di dekat arca Agastya, masing-masing berukuran panjang 75 cm, lebar 45 cm, dan kedalaman 23 cm. Kedua prasasti tersebut ditulis dalam sistem abjad Pallawa dan dalam bahasa Sansekerta.

Dilihat dari beratnya, tampaknya sejak awal kedua prasasti tersebut, Pananggaran dan Sumundul, telah berada di tempat ditemukannya saat ini. Keduanya ditulis pada tahun 791 Saka atau 869 Masehi. Belajar dari tanggal prasasti tersebut, dapat diasumsikan bahwa Candi Kedulan dibangun di bawah raja Rakai Kayuwangi yang memerintah kerajaan Mataram Hindu pada periode yang sama. Kedua prasasti tersebut menggambarkan penugasan yang mengatakan bahwa penggunaan bendungan di Desa Pananggaran untuk kepentingan masyarakat dan tidak ada pajak negara yang dibebankan atas pemanfaatan bendungan tersebut karena digunakan untuk pembangunan candi Kedulan.

Sumber foto: National Library of Indonesia 2005

Related posts