Sejarah, Keunikan, dan Kepopuleran dari Jadah Tempe Khas Yogyakarta

  • Whatsapp

Saat berkunjung ke kota Yogyakarta, jangan lupa mampir ke warung makan untuk menikmati jajanan khasnya. Karena ternyata ada banyak cemilan khas Yogyakarta yang sangat lezat. Salah satunya adalah jadah tempe. Yaitu menu yang disajikan antara jadah dari ketan putih dan tempe bacem.

Kabarnya menu ini berasal dari Sleman, lebih tepatnya di Kaliurang kawasan lereng Gunung Merapi. Lebih menariknya lagi adalah terkadang menu ini disajikan dalam bentuk bungkusan daun pisang. Sementara itu supaya lebih gurih, maka jadah tempe ditambahkan dengan parutan kelapa.

Rasa manis dan gurih yang berasal dari tempe bacem ini menghasilkan kombinasi makanan yang unik, namun mengenyangkan. Maka dari itu jika Anda menyukai makanan pedas, silahkan tambahkan dengan cabai rawit.

Sejarah Jadah Tempe Khas yogyakarta

Menu jadah tempe ini dijual pertama kali oleh Sastro Dinomo atau Mbah Carik di Kaliurang. Saat itu makanan ini dijual pertama kali pada tahun 1950-an. Menu ini semakin populer berkat kedatangan Sultan Hamengkubuwono IX yang berkunjung ke warung Sastro Dinomo.

Hasilnya Sultan menyukai menu jadah tempe ini. Sehingga beliau meminta pengawalnya membeli jajanan ini ke mbah Carik. Karena banyak kerabat keraton ikut penasaran, akhirnya mereka membeli juga. Sehingga seiring berjalannya waktu, menu ini semakin disukai oleh masyarakat umum.

Bahkan jadah tempe sekarang menjadi makanan khas Kaliurang dan bisa ditemukan di kawasan Yogyakarta juga. Karena saat ini sudah banyak orang yang menjual menu ini di jalan Malioboro dan Pasar Beringharjo. Untuk harganya sendiri sangat terjangkau, dijamin tidak akan membuat kantong kering.

Keunikan Jadah Tempe Yogyakarta

Keunikan menu ini terletak di bagian kekontrasannya. Jadah yang rasanya gurih dan teksturnya lembut berbanding terbalik dengan tempe bacem. Karena tekstur tempe bacem itu keras dan ada rasa manis di dalamnya khas Yogyakarta. Bila disantap satuan, rasanya akan biasa saja.

Namun bila disantap menjadi satu, jadah tempe memiliki rasa yang sangat unik dan nikmat. Terlebih bila Anda menyantapnya dengan cabai rawit, rasanya benar-benar mantap! Menu ini umumnya disajikan dalam kondisi hangat dengan cara ditumpuk menjadi satu seperti hamburger.

Selain itu jadah tempe juga bisa menjadi menu penghangat tubuh yang pas disantap di Kaliurang. Karena seperti yang diketahui bahwa tempat ini masih sangat dingin. Sehingga tak heran bila banyak seniman dan budayawan seperti almarhum Bagong Kusudiarjo dan Affandi sering singgah untuk memanjakan lidahnya.

Kepopuleran Jadah Tempe

Salah satu menu jadah tempe yang populer adalah milik Mbah Carik. Menu ini bisa ditemukan di daerah wisata Kaliurang. Bahkan di dalamnya ternyata menyimpan sejarah yang panjang. Dulu jadah tempe merupakan makanan biasa untuk orang desa.

Jadi menu ini bukan makanan terkenal. Saat itu menu ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 19650-an oleh Sastro Dinomo. Sastro Dinomo adalah mbah Carik yang tinggal di desa Kaliurang. Kepopuleran jadah tempe ini bermula ketika Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengunjungi Kaliurang.

Setelah itu, beliau berkunjung ke warung jadah tempe Sastro Dinomo. Saat itu selain berjualan, beliau juga menjabat sebagai sekretaris desa (carik). Pasca kunjungannya, Sri Sultan meminta orang kepercayaannya mencari tahu pemilik resep jadah tempe yang lezat tersebut.

Sehingga supaya penyebutannya lebih mudah, Sri Sultan memberi nama Mbah Carik. Sampai sekarang ini warung ini masih menjadi raja bagi para pecinta kuliner di Kaliurang. Bahkan siapapun yang berkunjung ke Yogyakarta pasti mencoba menu jadah tempe yang disajikan oleh Mbah Carik.

Related posts