Jalan-jalan ke Yogyakarta naik kereta pasti nggak asing sama yang namanya Stasiun Tugu, stasiun yang terletak di dekat Malioboro itu memang sangat populer dibanding stasiun yang lain. Stasiun Tugu juga memiliki nama resmi yakni Stasiun Yogyakarta adalah sebuah stasiun kereta api yang berada di ketinggian kurang lebih 113 meter di atas permukaan laut.
Alamat lengkap Stasiun Tugu adalah di Jalan Margo Utomo 1 untuk pintu timur atau di Jalan Pasar Kembang (pintu selatan) Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55271, Indonesia.
Ini adalah stasiun terbesar dan terpenting di Yogyakarta, terletak di jantung kota. Stasiun ini bersebelahan dengan Jalan Malioboro. Fakta unik dari stasiun ini adalah dulunya peron selatan dimiliki oleh perusahaan pertama sistem kereta api Jawa, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan ukuran 1.435 mm.
Kalau bagian utara dimiliki oleh Staatsspoorwegen (SS) dengan ukuran 1.067 mm dan saat ini dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia, Daerah Operasi VI Daerah Istimewa Yogyakarta. Stasiun ini dan relnya membentang dari barat ke timur dan juga sebagai perbatasan kabupaten Jetis dan Gedongtengen.
Stasiun Tugu mulai melayani kebutuhan transportasi sejak 2 Mei 1887, sekitar 15 tahun setelah Stasiun Lempuyangan. Awalnya, stasiun ini hanya digunakan untuk transit angkutan kereta api hasil produksi dari daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Namun sejak 1 Febnruari 1905, stasiun ini mulai digunakan untuk angkutan penumpang kereta api. Jalur luar kota pertama kali dibangun pada tahun 1899, menghubungkan Yogyakarta dan Surakarta.
Berawal dari stasiun kecil, Stasiun Tugu kini menjadi salah satu stasiun terbesar di Indonesia. Memiliki 6 jalur kereta api, stasiun ini melayani transportasi hampir semua kota besar di Jawa Tengah. Lebih dari 20 keberangkatan dan kedatangan kereta api berlangsung setiap hari, baik kereta api ekonomi, bisnis dan eksekutif. Ada berbagai penawaran untuk kereta dan waktu keberangkatan menuju area tertentu sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan.
Sejak dibangun pada masa penjajahan Belanda, arsitektur bangunannya sangat kental dengan nuansa Eropa. Begitu turun dari kereta, akan langsung mengenali dari pintu besar berwarna cokelat dan langit-langit tinggi yang diperkuat dengan warna dinding putih. Bangunan stasiun hingga kini masih terjaga keasliannya untuk bagian depan. Bangunnya terlihat megah dan tentunya mewah dari depan dan sangat khas bangunan kolonial sekali.
Bagian depan bangunan diketahui mengadaptasi arsitektur langgam Indische Empire yang banyak dipakai pada abad ke-19. Ciri khas bangunan tersebut adalah susunan denah dan bangunan terlihat simetris, rapi dan sederhana. Taka da bentuk-bentuk rumit yang detail dan lebay. Pengaruh arsitektur modern juga terasa terbukti dengan adanya art deco berupa garis-garis vertical dan horizontal.
Lubang-lubang pada dinding roster juga ada, itu berfungsi sebagai karakter bangunan agar terlihat tegas, Kedua sisi terdapat sebuah bangunan terbuka dari baja yang dibuat sebagai pemyesuaian iklim tropis. Bagian peron terlihat kokoh dan keindahan kontruksi juga masih indah. Plafonnya memiliki warna cerah agar terlihat terang. Ada beberapa jendela yang besar membuat sinar matahari bosa masuk.
Kini Stasiun Yogyakarta atau Stasiun Tugu sudah ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya berdasarkan SK Menteri No PM.25/PW.007/MKP/2007; SK Menbudpar No:PM.57/PW.007/MKP/ 2010; Perda DIY No 188 Tahun 2014; SK Menteri Nomor 210/M/2015.
Update terbaru kini di dekat Stasiun Tugu ada sebuah tempat yang menyediakan berbagai macam kuliner dan memiliki bangunan yang estetik, cocok sekali untul selfie. Ada anggkringan dan juga menyediakan makanan khas Yogyalarta lainnya. Bagi yang turun atau naik dari Stasiun ini wajib mampir ya.
Sumber foto: heritage.kai.id