Istana Taman Sari terletak di dekat Kraton, tempat ini juga dikenal sebagai taman Sultan Yogyakarta. Merupakan situs bekas taman kerajaan Kesultanan Yogyakarta, terletak sekitar 2 km selatan di dalam pekarangan Kraton, Yogyakarta, Indonesia. Dibangun pada pertengahan abad ke-18, Taman Sari memiliki banyak fungsi, seperti tempat istirahat, area meditasi, area pertahanan, dan tempat persembunyian. Sejak 2017, Pusat Kota Bersejarah Yogyakarta termasuk Taman Sari telah terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia sementara.
Taman Sari terdiri dari empat area yang berbeda: sebuah danau buatan besar dengan pulau-pulau dan paviliun yang terletak di barat, kompleks pemandian di tengah, kompleks paviliun dan kolam di selatan, dan danau yang lebih kecil di timur. Saat ini hanya kompleks pemandian pusat yang terpelihara dengan baik, sedangkan daerah lainnya sebagian besar telah ditempati oleh pemukiman Kampung Taman.
Tamansari pada awalnya dibangun untuk berbagai tujuan namun sekarang hanya tersisa beberapa bangunan. Beberapa fungsi aslinya adalah sebagai tempat beristirahat, bersemedi, bekerja, bersembunyi, dan membela keluarga Sultan. Saat ini, beberapa bangunannya kini telah menjadi rumah bagi penduduk setempat dan hanya masjid, tempat istirahat dan mandi, dan terowongan bawah tanah yang dapat diakses oleh wisatawan.
Dengan kombinasi bangunan bergaya timur dan barat, pelarian unik keluarga kerajaan ini memiliki daya tarik dan cerita tersendiri. Tempat paling terkenal di Tamansari adalah tempat pemandian dan peristirahatan Sultan dan Putri-putrinya yang bernama Umbul Pasiraman. Sebagian besar wisatawan menganggap tempat ini menarik karena ada cerita unik di balik asal-usulnya.
Sultan suka berburu di waktu luangnya dan Umbul Pasiraman dirancang untuk memenuhi keinginan Sultan. Berbeda dengan Panggung Krapyak yang dirancang untuk berburu rusa, Umbul Pasiraman (artinya tempat mandi) dirancang untuk para Putri mandi dan bagi Sultan untuk bersantai dan ‘berburu’ istri.
Untuk menangkap ‘mangsa berkaki dua’, dikatakan bahwa Sultan akan melempar mawar dari menara tinggi di selatan kolam dan Putri yang menangkap mawar itu akan menjadi ‘istrinya’. Biasanya, yang akan menangkap mawar adalah Ratu atau selirnya. Ada tiga kolam berbeda di Umbul Pasiraman yaitu Umbul Binangun, Umbul Muncar dan Blumbang Kuras yang masing-masing merupakan tempat mandi putri Sultan dan calon istrinya.
Selain Umbul Pasiraman, pengunjung juga dapat menjelajahi terowongan bawah tanah dan masjid. Terowongan itu dulunya tempat persembunyian tetapi sekarang tidak berfungsi karena sebagian digunakan untuk tempat tinggal lokal. Tidak seperti masjid kebanyakan, masjid di tempat ini adalah bangunan berbentuk lingkaran yang unik, dengan Sumur Gumilang di bawahnya adalah tempat Sultan untuk berdoa.
Di sekitar Taman Sari terdapat kawasan perumahan menarik dari rumah-rumah tradisional Jawa, Daerah ini adalah rumah bagi komunitas sekitar 2000 penduduk, beberapa di antaranya telah mendirikan toko di ruang depan mereka, menjual kerajinan atau menawarkan kopi dan makanan ringan.
Di tengah distrik ini, melalui labirin jalan kecil, ada masjid bawah tanah yang unik dengan atrium terbuka pusat yang diakses melalui tangga Escher-esque. Tempat ini menjadi tempat populer untuk selfie, dan menyaksikan penduduk setempat mengantre untuk mendapatkan hak istimewa berpose di tangga tengah adalah bagian dari pengalaman.
Tamansari hanya beberapa blok dari Kraton dan dapat dicapai dengan berjalan kaki sekitar 15 menit dari sana. Orang juga bisa menggunakan becak untuk pergi ke tempat ini. Bagi yang menggunakan kendaraan, Anda bisa menuju Jalan Taman Sari melalui area Pasar Ngasem dan masuk ke Gerbang Timur karena memiliki tempat parkir yang lebih luas. Tamansari terletak di dekat Pasar Ngasem di mana orang bisa membeli berbagai makanan lokal. Banyak toko dan kios juga menjual suvenir di sepanjang jalan.
Sumber foto: Website Kraton Jogja