Candi Sambisari Yogyakarta, Bangunan Kuno dari Abad ke-9

  • Whatsapp

Banyak candi di Yogyakarta yang bisa dikunjungi dan semua candi yang ada punya keunikan dan keistemewaannya masing-masing. Candi Sambisari adalah candi Hindu abad ke-9 yang terletak di Dusun Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Harga tiket masuk Candi Sambisari diketahui murah sekali, yakni sekitar Rp 3 ribu saja untuk satu orang. Dengan biaya segitu orang yang masuk sudah bisa puas menikmati dan melihat keindahan candi dalam waktu lama. Di sini juga bisa foto-foto di tamannya yang indah dan juga foto di sekitar candi.

Candi ini berbeda dari candi biasanya, bangunannya terkubur sekitar lima meter di bawah tanah, bagian dari candi asli telah digali tapi tetap terlihat tidak tinggi dan cenderung menjorok ke dalam. Candi ini terletak sekitar 8 kilometer timur Yogyakarta dekat Bandara Internasional Adisucipto.

Candi Sambisari ditemukan pertama kali pada Juli 1966 oleh seorang petani saat menggarap lahan miliknya di Karyowinangun. Cangkulnya mengenai batu pahatan yang merupakan bagian dari reruntuhan candi yang terkubur. Berita penemuan itu kemudian sampai ke kantor Arkeologi di Prambanan dan kawasan itu diamankan.

Pekerjaan penggalian dan rekonstruksi selesai pada bulan Maret 1987 dan Candi ini diperkirakan telah terkubur oleh letusan abu vulkanik dari Gunung Merapi di dekatnya, sebelum akhirnya ditemukan dan dibongkar dan di tata ulang.

Penemuan Candi Sambisari mungkin merupakan temuan arkeologi paling menarik di Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir, yang menimbulkan spekulasi tentang apakah ada candi-candi kuno lain yang masih berada di bawah tanah di sekitarnya, terkubur di bawah abu vulkanik Gunung Merapi.

Berdasarkan kemiripan arsitektur dan ornamen candi Hindu lain di Indonesia, yakni Prambanan, keberadaan arca Hindu di sekitar dinding candi, dan lingga-yoni di dalam candi induk membuat para sejarawan menyimpulkan bahwa Sambisari adalah candi Hindu Siwa yang dibangun di sekitar candi pertama atau dekade kedua abad ke-9.

Kesimpulan ini didukung oleh temuan lempengan emas di sekitarnya yang berukir huruf yang menurut paleografi digunakan pada awal abad ke-9 Jawa kuno. Menurut prasasti Wanua Tengah III tertanggal 908 yang memuat nama raja-raja yang memerintah Kerajaan Mataram, candi ini kemungkinan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Garung

Namun, para sejarawan juga menganggap bahwa pembangunan candi tidak selalu dilakukan oleh seorang raja. Bangsawan yang lebih rendah mungkin juga memesan dan mendanai pembangunannya. Buat yang ingin datang pengunjung harus menuruni tangga di sisi barat untuk mencapai bagian tengah candi, yang dasarnya 6,5 meter lebib rendah dari permukaan tanah di sekitar sana.

Bagian luar candi ada teras selebar 8 m, penggalian baru-baru ini mengungkapkan lapisan luar dinding yang mengelilingi candi, yang mencakup area yang lebih luas. Hanya bagian timur laut dari tembok luar ini yang digali, sisanya masih terkubur di bawah tanah. Kompleks Sambisari dikelilingi oleh dinding persegi panjang yang terbuat dari batu putih berukuran 50 kali 48 meter.

Di halaman utama ini terdapat delapan lingga kecil, empat terletak di mata angin dan empat lainnya di sudut-sudut. Kompleks candi Sambisari terdiri dari sebuah candi induk dan deretan tiga candi pervara yang lebih kecil di depannya. Kuil pervara tengah berukuran 4,9 kali 4,8 meter, sedangkan candi pervara utara dan selatan berukuran masing-masing 4,8 kali 4,8 meter Masing-masing candi yang lebih kecil ini tidak memiliki badan dan atap batu, dan hanya terdiri dari bagian dasar dan langkan. Candi induk menghadap ke barat dan berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 13,65 kali 13,65 meter. Candi tidak memiliki bagian dasar (kaki) yang nyata, sehingga bagian bawah tanah juga berfungsi sebagai bagian dasar.

Siar berhiaskan makara yang ditopang oleh gana, tidak ada ukiran Kala di atas gapura utama. Dengan menaiki tangga, para pengunjung dapat mencapai galeri persegi panjang selebar 2,5 meter yang memiliki pagar langkan yang mengelilingi candi utama.

Di galeri ini terdapat 12 umpak atau dasar batu, 8 alas berbentuk bulat dan 4 lainnya berbentuk bujur sangkar. Basis batu ini mungkin digunakan untuk menopang tiang kayu, menunjukkan bahwa candi induk dulu ditutupi oleh struktur atap yang terbuat dari bahan organik yang sekarang sudah lapuk dan hilang.

Tubuh candi utama berukuran 5 kali 5 meter dan tinggi 2,5 meter. Di sekeliling dinding candi terdapat relung-relung yang berisi arca dewa-dewa Hindu, dengan puncak kepala Kala. Di relung utara terdapat arca Durga, di relung timur terdapat arca Ganesha, dan di relung selatan terdapat arca Agastya. Portal ke ruang utama ada di sisi barat.

Pintu masuknya diapit oleh relung-relung yang dulunya berisi arca penjaga Mahakala dan Nandisvara. Di dalam kuil terdapat yoni, berukuran 1,34 kali 1,34 meter dan tinggi 1,18 meter. Di sisi utara yoni, ada puting beliung yang ditopang oleh ular naga. Di atas yoni terdapat lingga berukuran 0,29 kali 0,29 meter di dasarnya dan tinggi 0,85 meter.

Sumber foto: Instagram @andrebelong

 

Related posts