Oh Begini Ternyata Asal Kata Batik dan Sejarah Batik di Yogyakarta

  • Whatsapp

Semua orang pasti tahu soal yang namanya batik, sebuah budaya peninggalan dari leluhur bangsa Indonesia yang hingga kini masih terus dilestarikan. Dari Sabang sampai Merauke banyak sekali daerah yang memiliki batik dengan corak yang beragam, tapi apakah kalian tahu mengenenai sejarah batik di Yogyakarta.

Simpel-simpel aja deh ada yang tahu nggak asal usul nama Batik, pasti banyak yang belum tahu ya meski sudah sering pakai batik. Kalau memang belum tahu pas banget lah, Jogjaku bakal membahas seputar batik secara lengkap yang pasti buat kalian jadi lebih update mengenai peninggalan yang satu ini.

Yuk dari pada lama-lama langsung aja bahas dulu arti kata batik, nama batik diambil dari Bahasa Jawa dari kata ‘tik’ yang artinya sebuah pekerjaan tangan yang dibuat secara halus dan rinci, unsur keindahan juga masuk ke dalam nama tersebut. Itu semua diambil dari cara penggerjaan batik yang dibuat dengan ‘menitikkan’ lilin dengan alat canting.

Lalu dari goresan-goresan canting itu terbentuklah sebuah motif yang sangat indah, setelah melalui proses menggambar, lalu batik akan diwarnai. Pewarnaan batik memakai malam atau bahasa Inggrisnya wax-resist dyeing. Bagian batik yang sudah diwarnai tersebut akan memunculkan corak yang lebih kuat dan indah.

Ngomongin soal Yogyakarta ini, batik sudah ada sejak dulu kala dan orang-orang di sini juga biasa banget yang namanya pakai batik. Sudah kayak keseharian kalau pakai batik, mau waktu ada acara penting sampai kerja juga banyak yang pakai batik. Sekolah-sekolah juga punya seragam batik sendiri-sendiri.

Perkembangan batik di Yogyakarta juga berawal dari zaman kerajaan dulu hingga saat ini pun Kraton masih mengembangkannnya. Mau zaman kuno sampai modern adanya batik dalam kehidupan harian Kraton tak dapat dipisahkan, apalagi baju adat Yogyakarta juga didominasi oleh kain batik.

Batik di Yogyakarta berkembang pada zaman Kerajaan Mataram Islam, Panembahan Senopati adalah sosok yang melakukan pembangunan pada saat itu. Ia sering kali bertapa dan berkeliling daerah Jawa, dalam perjalanannya ia melihat banyak sekali pemandangan yang akhirnya menginspirasi Panembahan Senopati untuk membuat motif di kain.

Motif Batik Parang adalah salah satu ciptaannya yang terinspirasi dari pemandangan di Pulau Jawa ini. Lalu pada akhirnya motif tersebut mulai dikenal sebagai corak yang menjadi ciri khas Kerajaan Mataram Islam. Sayangnya pada 1775, Kasultanan Mataram terpecah menjadi dua karena sebuah perjanjian, apa itu yuk lanjut baca lagi.

Terpecahnya menjadi dua wilayah itu karena adanya Perjanjian Giyanti, muncul lah dua wilayah yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Tak hanya wilayah saja tapi kekayaan dan warisan budaya juga dibagi menjadi dua, batik sendiri secara utuh menjadi milik Yogyakarta dan hingga kini motif kuno tersebut tetap lestari.

Sebenarnya pada zaman dulu perkembangan batik tidak seperti saat ini, dulu penggunaan batik masih sangat terbatas yaitu hanya di Keraton saja. Hanya para bangsawan yang biasanya menjadikan kegiatan membatik sebagai rutinitasnya. Itu semua dilakukan oleh bangsawan terutama seorang putri untuk melatih kesabaran, ketekunan dan mengenalkan keindahan.

Orang yang terlibat dalam pembuatan batik juga sangat terbatas, selain bangsawan hanya abdi dalem saja yang bisa melakukannya. Lalu lama kelamaan kegiatan membatik yang hanya dilakukan di lingkungan keraton menjadi menyebar ke luar karena para abdi dalem yang menyelesaikannya dengan membawa pulang ke rumah.

Hampir selurun lapisan masyarakat dilingkungan keraton seperti para prajurit, abdi dalem dan istri-istri mereka, secara telatan melakukan kegiatan membatik. Lantaran hal tersebut batik semakin menyebar dan warga biasa yang melihat juga mulai tertarik untuk membuat batik. Bersamaan persebaran yang semakin luas, motif batik juga semakin beragam dan berkembang.

Muncul lah sebuah peraturan baru bahwa ada motif batik yang hanya boleh dipakai oleh bangswan, sedangkan rakyat biasa dilarang untuk memakai motif serupa. Semakin berkembang dan akhirnya batik seakan menjadi penunjuk kasta di Yogyakarta pada waktu itu. Meski sekarang hal tersebut sudah mulai hilang dan peraturan itu juga tak lagi berlaku di tanah Jawa.

Ya tadi itu adalah penjelasan dari segala hal soal batik di Yogyakarta, bagaimana menjadi lebih melek soal batik kan. Baiknya memang tahu informasi soal batik sih, karena sebagai warga Indonesia apalagi suku Jawa batik adalah sebuah budaya yang menjadi kebanggaan Indonesia sampai ke kancah dunia.

Yuk terus belajar soal budaya dan sejarah bangsa tak hanya batik karena masih ada banyak sekali hal-hal menarik soal Indonesia Raya. Mau dari makanan sampai ke hal kecil kayak istilah-istilah Jawa juga punya cerita menarik loh. Jangan lupa juga buat tunggu update dari kita soal segala sesuatu di Yogyakarta. Sama Istimewa sampai jumpa lagi.

Sumber foto: Kraton Jogja

Related posts